Dongeng Sebelum Tidur by tammi prastowo - HTML preview

PLEASE NOTE: This is an HTML preview only and some elements such as links or page numbers may be incorrect.
Download the book in PDF, ePub, Kindle for a complete version.

 

Gajah Lawan Gajah

 

Gajah sama gajah bertarung, pelanduk mati di tengahnya. Begitulah ungkapan pas untuk melukiskan kondisi Indonesia saat ini. Peristiwa tanjung priok kemarin merupakan salah satu bukti konkretnya. Korbannya tetap saja rakyat kecil yang kebetulan menjadi petugas satpol PP atau berstatus sebagai warga yang membela makam mbah Priok. Sementara gajah-gajahnya masih sehat wal afiat.

 Perang gajah juga berlangsung di belantara politik. Di ajang pilkada, istri bertarung melawan suami. Tidak jarang anak dan ibu beramai-ramai menggempur bapaknya. Di tengah hiruk-pikuk tadi, kembali rakyat kecil yang menjadi korban.

 Penggusuran pasar tradisional secara sistematis juga merupakan bentuk lain pembinasaan para pelanduk. Mengapa semua ini bisa terjadi?

 Mungkin karena hati dan kekuatan pelanduk tidak sebesar milik para gajah. Mereka hanya bisa merunduk ketika gajah saling berkejaran di atas kepalanya.

 Mungkin karena suara pelanduk tidak bisa mengalahkan gelegar teriakan gajah. Akhirnya hanya rumput yang mengangguk paham dalam diam.

 Atau mungkin karena gajah lupa diri. Mereka seenaknya saja bersenggolan padahal bobot dirinya dapat melumatkan pelanduk yang cemas merebahkan badan.

 Ah, Indonesia memang baru mengukir sejarahnya. Namun, dapatkah kita bersikap hati-hati agar ukiran sejarah ini tidak membuat jijik anak cucu nanti?