Membangun Hubungan yang Lebih Baik Dimulai dari Dirimu Sendiri
Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti sebuah acara retret yang judul kerennya adalah
“Weekend Choice”. Acara ini diselenggarakan oleh salah satu komunitas dalam gereja
Katolik, yaitu komunitas Choice. Weekend Choice ini sudah ada sejak sangat lama dan telah
diselenggarakan secara rutin di beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan beberapa kota lainnya. Komunitas Choice sendiri tidak
hanya ada di Indonesia, malah sebenarnya komunitas ini dimulai di Amerika. Saya sendiri
mengikuti Weekend Choice yang diadakan oleh komunitas Choice Surabaya pada tanggal
14—16 November 2014 di Wisma Bintang Kejora, Pacet, Mojokerto. Walaupun saya berasal
dari Semarang, dengan pertimbangan waktu dan transportasi karena saya bekerja di Tuban,
akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti WEC lewat distrik Surabaya.
Selama mengikuti Weekend Choice (disingkat WEC) tersebut, saya banyak mendapatkan
pelajaran, pengalaman, dan persahabatan yang berharga. Acara ini tidak hanya membantu
saya untuk membina relasi yang lebih baik dengan orang-orang di sekitar saya, terutama
keluarga dekat saya. Selain itu, saya juga mendapatkan banyak sekali pengetahuan dan
penyadaran mengenai membina relasi yang baik. Saya tidak bias menyebutkan semua
materi yang disampaikan selama mengikuti weekend ini satu per satu, tetapi saya
merasakan sendiri betapa banyak hal-hal baru yang saya pelajari dan saya pahami dari
materi-materi yang disampaikan tersebut.
Salah satu kesan yang paling membekas bagi saya adalah ketika saya menyadari betapa
pentingnya membuka diri kepada orang lain, dan bahwa ternyata pengampunan yang tulus
adalah kunci terbesar bagi kita untuk dapat membuka hati kita. Bagaimana mungkin kita
bias membuka diri kepada orang yang kepadanya kita merasa sakit hati atau terluka?
Kecenderungan kita sebagai manusia adalah justru kita akan berusaha mengurangi
intensitas berkomunikasi dengan orang-orang yang telah menyakiti kita atau membuat kita
merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, memberikan pengampunan dengan tulus kepada
siapapun yang—secara sadar maupun tidak—telah menyakiti hati kita adalah langkah awal
yang sangat penting yang selanjutnya dapat membuka jalan membina hubungan yang lebih
baik dengan orang lain.
Terkadang kita sendiri tidak sadar bahwa rasa sakit hati yang kita pendam kepada seseorang
bias memberikan imbas juga terhadap relasi kita dengan orang lain. Mungkin kita merasa
sikap kita biasa saja, tetapi secara tidak sadar, kepahitan yang kita pendam terus bias
mempengaruhi cara pandang kita terhadap suatu masalah. Oleh karena itu, belajar
memberikan pengampunan sedini mungkin sebenarnya bukan bermanfaat untuk orang
yang menyakiti kita, melainkan justru kitalah yang akan merasakan manfaat dari
pengampunan yang kita berikan. Yang perlu diingat, tidak hanya orang lain, tetapi kita juga
98 | P a g e
perlu mengampuni diri kita sendiri karena kerap kali rasa rendah diri yang muncul akibat
peristiwa-peristiwa kurang menyenangkan yang kita alami membuat kita jadi menyalahkan
diri sendiri.
Memberikan pengampunan akan membawa diri kita semakin terbuka untuk mengenal
orang lain. Dengan mengenal orang lain, akan semakin mudah bagi kita untuk dapat
mengasihi mereka. Akhirnya dengan adanya kasih, maka pintu untuk melayani akan terbuka
lebar. Maka jelaslah bahwa pelayanan yang dilandasi dengan kasih yang tulus, berupa
keterlibatan kita secara utuh dalam kehidupan orang lain, dimulai dengan sebuah
pengampunan. Hal terindah dalam hidupku adalah mengenal, mencintai, dan
melayaniMu—pengenalan, cinta, dan pelayanan kita kepada Tuhan pun akan terwujud
dalam keterlibatan kita dalam kehidupan sesama kita.
Akhir kata, acara Weekend Choice ini benar-benar memberikan pengalaman yang berharga
bagi saya, dan saya yakin teman-teman peserta lain juga merasakan manfaatnya. Penasaran
dengan acaranya? Silakan mengikuti sendiri dan merasakan pengalaman mengikuti
Weekend Choice yang hanya boleh diikuti sekali seumur hidup sebagai peserta ini .
AMDG!
99 | P a g e