Dongeng Sebelum Tidur by tammi prastowo - HTML preview

PLEASE NOTE: This is an HTML preview only and some elements such as links or page numbers may be incorrect.
Download the book in PDF, ePub, Kindle for a complete version.

Tayangan sehat bagi anak

Saya memang membatasi kesempatan Dzaky untuk menonton televisi. Yang boleh Dzaky lihat hanya film anak-anak, program untuk anak, atau film pengetahuan. Namun tidak semua acara televisi yang termasuk kategori itu boleh dia lihat. Seleksi pun tetap saya lakukan agar Dzaky tidak terpapar pesan negatif yang terselip dalam film. Salah satu kriteria yang kami pakai ialah tidak ada contoh perbuatan kekerasan dan kriminal dalam tayangan tersebut. Film yang menurut saya memenuhi kriteria tersebut ialah Dora the Explorer, Curious George, dan the Backyardigans.

Tiga film itu menurut saya istimewa. Dora the Explorer merupakan film interaktif yang mengajak pemirsa berdialog. Saya langsung tertarik waktu pertama melihatnya di tahun 2005. Saat menonton film ini anak suatu ketika diminta membantu Dora memilih satu dari beberapa pilihan yang tengah dihadapi Dora. Pada waktu yang lain, anak diminta mengucapkan kata kunci tertentu. Misalnya kata-kata berbahasa asing. Tidak jarang mereka diminta melakukan suatu tindakan yang kemudian mempengaruhi jalan cerita. Sungguh film dengan pendekatan baru yang bagus.

Curious George menurut saya juga bagus bagi anak. Dalam film ini tidak ada tindak kekerasan yang muncul dalam cerita. Bahkan ketika George, si monyet usil, itu membuat kegaduhan. Pria bertopi kuning tidak memarahinya. Demikian pula orang-orang lain di sekitar George. Nah, film George ini juga mengajarkan konsekuensi dari suatu tindakan yang kita ambil.

Film lain yang menarik ialah the Backyardigans. Ini film yang bercerita tentang imajinasi anak-anak ketika bermain bersama teman-temannya. Di halaman belakang rumah, mereka bisa menjadi apapun yang mereka bayangkan. Saya tertarik film ini karena bisa mendorong imajinasi anak saya. Alhamdulillah, imajinasi Dzaky pun melejit cukup tinggi. Hal itu bisa saya lihat ketika Dzaky bermain bersama teman-temannya. Sewaktu Dzaky bercerita tentang imajinasinya pada saya pun terasa runtut.

Setelah menilai ketiga film tersebut, saya merasa tidak khawatir jika Dzaky melihat tayangan tiga film tersebut.

Namun ada juga film yang sering dilihat Dzaky tapi saya belum merasa sreg sepenuhnya. Kedua film itu Spongebob dan Land Before Time. Ketika Dzaky melihat film Spongebob dan Land Before Time, kami harus mendampinginya. Tujuannya untuk memberi pemahaman yang benar tentang cerita yang dia saksikan. Ini perlu dilakukan karena kadang jalan cerita yang disajikan terasa tidak pas bagi anak-anak.

Misalnya, di film Land Before Time, biasanya dimunculkan dinosaurus jahat yang akan mencelakakan Daki, Spike dan kawan-kawan. Nah, tindakan dinosaurus jahat itu yang kami ulas agar Dzaky tidak menirunya.

Begitu pula saat melihat Spongebob. Banyak cerita berpesan negatif saya jumpai di serial ini. Seperti ulah Spongebob yang usil atau reaksi kasar Squidward terhadap Spongebob dan Patrick. Saya tegaskan pada Dzaky untuk tidak meniru perilaku buruk dari tokoh-tokoh yang ada di sana. Dengan berbuat demikian, kami berharap yang terinternalisasi di benak Dzaky sebagian besar berupa nilai dan norma kebajikan. Hal ini penting baginya untuk menghadapi berbagai tantangan hidup di masa mendatang.