Ketika dzaky belajar berhitung
Mengenalkan konsep angka kepada anak akan lebih menarik dan mudah dipahami jika dilakukan dengan menggunakan soal cerita. Strategi inilah yang dilakukan istri saya pada Dzaky. Sebuah soal cerita diajukan.
“Ibu punya tiga semangka. Satu semangka dimakan ibu, satu semangka dimakan dzaky. Sekarang semangka ibu tinggal berapa?”
Tahukah Anda jawaban yang Dzaky berikan? Dia malah meneruskan soal cerita tadi.
“Satu lagi dimakan ayah.”
“Terus semangka ibu tinggal berapa?” tanya istri saya.
“Ya, habis,” jawab Dzaky.
Saya tersenyum mendengar dialog tadi. Bukannya menjawab soal yang diajukan ibunya, Dzaky malah menambahi soal ceritanya. Jawabannya pun tepat: habis. Artinya, Dzaky sebenarnya tahu jawaban soal asli dari ibunya. Ketika dia menyempurnakan soal tadi, dia pun bisa menjawab dengan tepat. Hehe, kamu memang hebat, sayang!
“Dzaky punya empat ikan. Satu ikan dimakan kucing. Berapa ikan Dzaky sekarang?”
“Eh, yang dua buat ibu. Yang satu lagi buat ayah.”
“Ya, deh. Sekarang jumlah ikan Dzaky berapa?”
“Nol, yah.”
Itulah soal cerita yang saya ajukan. Tapi kadang kala Dzaky tidak menjawab soal yang diajukan. Dia justru menambah-nambahi cerita tadi atau membelokkan topiknya dengan pertanyaan khasnya: Kenapa sih, yah?
Memang menanamkan konsep berhitung pada anak tidaklah gampang. Orang tualah yang harus telaten dan terus memutar otak agar anak dapat memahaminya dengan baik.