Dongeng Sebelum Tidur by tammi prastowo - HTML preview

PLEASE NOTE: This is an HTML preview only and some elements such as links or page numbers may be incorrect.
Download the book in PDF, ePub, Kindle for a complete version.

 

Berapa Nilai Diri Anda?

 

Barangkali ada yang mengukurnya dengan jumlah materi yang ingin diterima. Patokannya hanya sebatas penilaian kita atas potensi dan kemampuan yang ada dalam diri kita. Dari pemikiran ini lahirlah sederet angka yang menurut kita layak diterima sebagai ganti dari kerja yang kita lakukan.

Selanjutnya, apabila nilai yang diberikan itu kurang dari yang kita maui, biasanya kita merasa enggan melaksanakan kerja tadi. Kualitas kerja kita turunkan. Lambat-laun kita hentikan kontrak kerja tersebut karena dianggap tidak lagi menguntungkan. Berlandaskan pertimbangan tadi, lahirlah berbagai bentuk kegiatan perdagangan guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Bagaimana jika motivator kita bukan benda, manusia, atau jabatan? Maksud saya, bagaimana jika kali ini kita berdagang dengan Tuhan. Dialah yang menguasai segala aspek kehidupan kita. Bagi orang yang beriman, Tuhan juga tempat meminta segala pengharapan. Apakah kita juga akan dirugikan olehNya?

Padahal dalam al Qur’an, Allah swt menegaskan sifatNya yang Mahaadil. Tidak akan ada orang yang rugi berdagang dengan Allah. Jika Allah menjanjikan keuntungan 1000 kebaikan, maka orang yang memenuhi syaratNya akan menerima keuntungan tersebut utuh. Tidak ada pajak, komisi, atau uang terima kasih yang harus kita haturkan padaNya. Anda yakin tentang hal tersebut, bukan?

Berbekal keyakinan tesebut, mengapa kita tidak manfaatkan peluang emas Ramadhan  untuk mendulang pahala sebanyak mungkin? Ingatlah, bahwa kita harus selalu berpacu dengan waktu di dunia ini. Waktu untuk berbuat kebajikan ada batasnya. Wujudnya berupa kematian. Ketika kita sampai di batas tersebut, maka kita tidak bisa menundanya walau sesaat.

Senyampang kekuatan dan kesempatan itu ada di tangan, mari lakukan kebajikan. Metode ini diyakini ampuh untuk meningkatkan nilai diri kita di hadapan Allah swt. Mengapa? Karena Allah swt telah menentukan aturan mainnya: bukan harta, keturunan, atau kedudukan yang membuat manusia mulia di sisi Allah. Kemuliaan manusia diukur dari besarnya kemanfaatan yang dia berikan bagi sesama.