Dongeng Sebelum Tidur by tammi prastowo - HTML preview

PLEASE NOTE: This is an HTML preview only and some elements such as links or page numbers may be incorrect.
Download the book in PDF, ePub, Kindle for a complete version.

 

Cintailah Dengan Sewajarnya

 

‘Cintailah apa yang kau cintai dengan sewajar-nya, sebab sesungguhnya suatu ketika yang kamu cintai itu akan meninggalkanmu.’

Begitulah salah satu pesan yang Jibril sampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Walaupun pesan tersebut disampaikan kepada Rasulullah, namun esensi pesan tadi juga ber-laku bagi semua umat manusia. Artinya, hikmah pesan itu melampaui masa dan tetap konteks-tual hingga akhir zaman nanti. Sekarang, bagai-mana kita dapat menerapkan hal tersebut sebagai panduan hidup?

Barangkali kita perlu mengenali hal-hal yang kita cintai terlebih dahulu. Allah swt per-nah berfirman dalam al qur’an tentang hal ini. Dalam pandangan manusia, harta benda, kekua-saan, wanita, dan keturunan nampak sangat indah. Karena pemikiran tersebut, manusia berusaha untuk memilikinya sebanyak mungkin. Sayangnya, hal-hal tadi tidak tersedia seimbang dengan jumlah manusia di dunia.

Perhiasan dunia itu harus diperebutkan untuk dapat memilikinya. Nah, di sinilah mulai muncul masalah. Adanya nafsu sebagai piranti dasar dalam tubuh manusia mendorong kita mengerahkan segala daya untuk memiliki per-hiasan dunia sebanyak-banyaknya. Tindakan yang dilakukan pun sering melanggar aturan hidup. Akibatnya, hak-hak orang lain terampas dengan sengaja maupun tidak.

Gara-gara ingin memiliki handphone, seorang pemulung mencurinya dari teras rumah. Cinta yang ditolak membuat seorang laki-laki nekat menggagahi wanita yang dia kejar. Sikap terlalu sayang kepada anak mendorong seorang ibu bertindak overprotective. Itu hanya sebagian contoh yang bisa kita jumpai.

Perilaku ‘cinta buta’ tidak hanya mem-bawa kerugian dalam hubungan antarpribadi. Pada tataran kehidupan bermasyarakat, perilaku ini juga akan membawa kerugian bagi orang-orang di sekitarnya. Contohnya, sikap destruktif para pendukung calon pimpinan daerah. Karena jagonya kalah dalam pilkada, massa pendukung merusak fasilitas umum. Mereka juga menye-rang pihak lain yang dianggap merugikan. Tin-dakan tersebut tentu saja melanggar hak-hak orang lain.

Di sinilah kita perlu bertindak cerdas guna mengontekstualkan hikmah di balik pesan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Kita harus memiliki kendali atas nafsu yang sudah terinstall dalam jiwa kita. Kita harus sadar batas-batas perilaku yang diizinkan guna meraih semua yang kita inginkan. Kesadaran ini menjadi rem agar perilaku kita tidak melampaui batas. Hak-hak orang lain pun tidak kita langgar.

Lantas, apa yang diperlukan untuk memiliki pengendalian diri yang kuat? Dalam pemikiran saya, kita tidak boleh mengabaikan kata hati. Hati akan mengingatkan kita tentang aturan hidup yang telah ditetapkan Allah swt.

Berdialog dengan hati perlu kita lakukan supaya usaha meraih perhiasan dunia tetap sesuai dengan panduan Allah. Jika sering berdialog dengan hati, kita menjadi lebih peka terhadap kondisi orang lain. Dengan meng-hiraukan suara hati, kita akan bisa bertindak adil, tepat, dan tidak merusak keseimbangan tata kehidupan di alam semesta.

Mendengarkan suara hati akan mengingatlan kita bahwa dunia ini hanyalah permainan belaka. Segala perhiasan dunia yang susah payah kita perjuangkan lalu kita pertahan-kan mati-matian toh tidak akan menyertai perjalanan panjang kita menghadap Sang Khalik. Maka, sepatutnya kita berusaha memili-kinya dengan cara yang benar agar barokahnya tidak hilang.

Perhiasan dunia yang memiliki barokah besar akan mendorong kita untuk lebih tekun mendekat kepada Allah. Sebaliknya, perhiasan dunia yang tidak mengandung barokah, justru akan menjauhkan diri kita dari Allah swt. Naudzubillahi min dzalik.