Sejarah Ringkas Kesusastraan Indonesia by Muhri - HTML preview

PLEASE NOTE: This is an HTML preview only and some elements such as links or page numbers may be incorrect.
Download the book in PDF, ePub, Kindle for a complete version.

BAB IV

KESUSASTRAAN PERALIHAN

KESUSASTRAAN ZAMAN ABDULLAH

A. PENGERTIAN

Kesusastraan pada masa ini disebut kesusastraan peralihan karena adanya gejala-gejala masa peralihan, antara sastra lama dan sastra baru yang mendapat pengaruh dari Barat. Kesusastraan zaman ini dipelopori oleh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Kesusastraan zaman ini tidak berkembang karena Abdullah tidak memiliki seorang pun pengikut sehingga dapat dikatakan bahwa kesusastraan zaman ini adalah kesusastraan Abdullah semata.

Perbedaan kesusastraan zaman ini dengan zaman sebelumnya dapat diktegorikan berdasarkan isi dan bahasanya.

B. ISI

Perbandingan antara sastra lama dan sastra peralihan disajikan dalam tabel berikut.

img10.png

C. BAHASA

Dalam segi bahasa Abdullah berusaha mengurangi penggunaan-penggunaan klise dan kata-kata Arab yang terlalu banyak digunakan pada waktu itu. Namun, pada persambungan paragraph masih ditemui kata-kata seperti: maka, syahdan, hatta, arkian, kalakian, sebermula, dan sebagainya.

Dari segi isi dan bahasa Abdullah telah meninggalkan sastra lama. Hal ini terjadi pada genre prosa. Dalam puisi Abdullah masih menggunakan pantun dan syair yang merupakan karya sastra lama.

D. RIWAYAT HIDUP ABDULLAH DAN KARYANYA

Beliau dilahirkan di Malaka pada tahun 1796 dan meninggal di Jedah pada tahun 1854. Moyang laki-lakinya bernama syaikh Abdulkadir berasal dari Yaman dan moyang perempuannya berasal dari Nagore, India. Kakek nenek Abdullah menjadi guru agama di Malaka. Ayah beliau selain menjadi guru agama berprofesi sebagai pedagang.

Abdullah, dilihat dari asal-usul keturunan campuran yang beragam. Karena itu ia disebut peranakan Melayu. Ayahnya Abdullah mendapatkan pendidikan keras dalam belajar bahasa Arab. Selain itu darah keturunannya membuatnya mampu berbahasa dua lagi selain bahasa Arab, yaitu Melayu dan Keling. Karena pekerjaannya sebagai juru bahasa membuatnya harus belajar tiga bahasa lagi yaitu Inggris, Belanda dan Tionghoa. Karena pengetahuannya ini Abdullah diberi gelar al-Munsyi (pengajar bahasa-bahasa).

Abdullah dapat menulis karya yang berbeda dari sastra lama karena pergaulannya dengan orang-orang barat. Beliau kenal karya-karya barat yang kemudian mempengaruhi karyanya.

Karya-karya Abdullah yang ditulis selama hidupnya antara lain:

1. Hikayat Abdullah

2. Kisah Pelayaran Abdullah bin Abdulkadir Munsyi ke Kelantan

3. Singapura Dimakan Api

4. Hikayat Panjatanderan

5. Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah